Selamat
malam semuanya. Bagaimana aktivitas anda semuanya siang hari tadi? Setelah
beraktivitas seharian, pasti anda lelah. Malam hari ini, selagi anda
beristirahat, penulis ingin memberikan sedikit artikel mengenai Cinta Kepada
Allah. Agar kita semua bisa lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Berikut
pembahasannya. Selamat menikmati.
Firman
Allah SWT, “Dan di antara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 165)
“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tingga yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya
dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya.” (Q.S. At-Taubah [9]: 24)
Al-Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak
beriman (sempurna) seseorang di antara kamu sebelum aku lebih dicintainya
daripada anaknya, orangtuanya dan manusia seluruhnya.”
Al-Bukhari
dan Muslim juga meriwayatkan dari Anas r.a., katanya, “Telah bersabda
Rasulullah saw., “Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat dalam dirinya ketiga
perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih
dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya karena
Allah; dan tidak mau kembali kepada kekafiran setelah disematkan oleh Allah
darinya sebagaimana dia tidak mau kalau dicampakkan ke dalam api Neraka.”
Dan
disebutkan dalam riwayat lain, “Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman,
sebelum ….” dst.
Ibnu
Jarir meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a., bahwa ia berkata, “Barangsiapa
mencintai seseorang karena Allah, membenci seseorang karena Allah, membela
seseorang karena Allah dan memusuhi seseorang karena Allah, maka sesungguhnya
kecintaan dan pertolongan dari Allah hanyalah bisa diperoleh dengan hal
tersebut. Dan seorang hamba tidak menemuka rasa nikmatnya iman, sekalipun
banyak shalat dan shiyamnya, sehingga dia bersikap demikian. Persahabatan di
antara manusia pada umumnya didasarkan atas kepentingan dunia, namun hal itu
tidak berguna sedikit pun bagi mereka.”
Ibnu
‘Abbas r.a. dalam menafsirkan firman Allah SWT, “… dan putuslah segala hubungan antara mereka sama sekali.” Ia mengatakan,
“yaitu: kasih saying.”
Kandungan
pembahasan ini antara lain :
1. Pernyataan “tidak beriman”, bukan
berarti keluar dari Islam, tetapi aritnya ialah tidak beriman dengan sempurna.
2. Mempertuhankan selain Allah dengan
mencintainya sebagaimana mencintai Allah adalah syirik akbar.
Admin : Agung Surya Adi P
Saat ini anda sedang membaca
Cinta Kepada Allah
. Jika ada salah kata atau kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Terimakasih atas kunjungan anda sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga Artikel dapat
Cinta Kepada Allah
bermanfaat.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini
untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di
Bacaan Ringan

