18 May, 2013

Seberapa pentingkah doa subuh hari?

| 18 May, 2013 |
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



"Kami telah mendapatkan Subuh dan jadilah segala kekuasaan itu milik Allah, demikian juga kebesaran dan keagungan, penciptaan makhluk, segala urusan, malam dan siang, dan segala yang terjadi pada keduanya. Semuanya kepunyaan Allah Ta'ala. Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini suatu kebaikan, pertengahannya suatu kemenangan, dan penghabisannya suatu kejayaan, wahai Tuhan yang paling Penyayang dari segala yang penyayang, Ya Allah, sesungguhnya hamba mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezeki yang baik, serta amal yang diterima." (HR Ibnu Majah)


"Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya') adalah shalat yang berat bagi orang-orang yang munafik. Sesungguhnya, jika saja mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya' maka mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR Ahmad dan Nasai)

Selamat malam para pembaca. Bagaimana aktifitas hari sabtu tadi? Dan di akhir pekan ini penulis akan membahas mengenai Seberapa pentingkah doa subuh hari. Daripada kita berlama-lama, mari kita simak pembahasan berikut. Selamat menikati.

Shalat Subuh sangatlah unik dan menarik karena berfungsi mengawali hari. Walaupun waktunya terbilang luang dan kita pun dalam kondisi segar, akan tetapi kita cukup melaksanakannya dua rakaat saja. Apa hikmahnya?
Beberapa studi akademis yang dilakukan oleh para ilmuwan membuktikan bahwa ritme tubuh manusia mencapai puncaknya dua kali dalam 24 jam, yaitu masing-masing terjadi setiap 12 jam. Derajat kebugaran tubuh manusia mencapai puncaknya secara bertahap sejak pukul 04.00 dan mencapai puncak keseimbangannya pukul 10.00 atau 11.00. Rentang waktunya kurang lebih enam hingga tujuh jam.
Selanjutnya, derajat energi tubuh menurun secara bertahap sekitar pukul 14.00, saat tubuh kita sangat membutuhkan suplay energi dari makanan dan istirahat selama tidak kurang dari dua jam. Setelah itu energi dan kebugaran tubuh manusia akan kembali naik secara bertahap dan bisa menopang aktivitas selama tiga hingga empat jam. Namun, energi tubuh pada fase yang kedua ini lebih rendah daripada energi tubuh pada pagi hari. Kemudian, energi mulai menurun kembali secara bertahap sekitar pukul 20.00 atau pukul 21.00, untuk kemudian benar-benar menurun sekitar pukul 23.00 atau 24.00. Pada jam-jam ini, tubuh sangat membutuhkan tidur dan istirahat sehingga kekuatan energi tubuh mencapai keseimbangan terendahnya pada pukul 01.00 atau 02.00, yaitu saat tubuh kita melakukan proses pembaruan sel-sel. Setelah itu, tubuh manusia memulai siklus baru untuk hari berikutnya, demikian seterusnya.
Nah, ketika kita berniat Shalat Subuh; mulai dari bangun tidur, lalu berwudhu sampai takbiratulihram dan diakhiri dengan salam, pada saat itulah kita dikondisikan untuk dapat mengendalikan produksi hormon dari "departemen malas" tersebut yang kadarnya meningkat tinggi pada waktu subuh hari. Itu artinya, dengan teratur melaksanakan Shalat Subuh tepat waktu, kita telah memulai hari baru dengan semangat yang tentu berpengaruh terhadap tubuh secara menyeluruh. Pengaruh itu akan tampak jelas setelah 1,5 atau 2 jam setelahnya, yaitu saat kita mulai melaksanakan rutinitas harian pada pagi hari. Tubuh kita berada dalam kondisi yang fit, baik dari segi fisik, pikiran, maupun psikologis, sehingga akan memengaruhi kemampuan kerja dan tingkat produktivitas.
Jika kita bandingkan dengan shalat fardhu lainnya, shalat Subuh berjamaah di masjid adalah yang paling memungkinkan, khususnya bagi kaum laki-laki. Mengapa ? Karena pada subuh hari sebagian besar orang tidak memiliki kesibukan apa-apa selain tidur sehingga penolakannya untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah lebih banyak disebabkan oleh kemalasannya. Hal ini berbeda dengan Shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, atau Isya' dimana orang masih bisa mengelak untuk tidak shalat tepat waktu dan berjamaah di masjid. Itulah sebabnya, Nabi saw. menyebut orang-orang yang tidak suka berjamaah Shalat Subuh sebagai orang yang memiliki sifat munafik di dalam dirinya. "Sesungguhnya dua Shalat (Subuh dan Isya') adalah shalat yang berat bagi orang-orang yang munafik. Sesungguhnya, jika saja mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya' maka mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR Bukhari Muslim)
Ibnu Umar mengatakan pula bahwa orang yang tidak suka kemasjid untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah layak diprasangkai buruk. "Apabila kami kehilangan seseorang dalam shalat Subuh dan Isya', kami pun akan berprasangka tidak baik kepadanya." Maksud prasangka buruk di sini adalah kecurigaan bahwa dia adalah orang munafik.
Ada keistimewaan lain dari Shalat Subuh, yaitu dianjurkan kita membaca QS Al-Falaq [113]: 1-5. Unik sekali perintah ini. Betapa tidak, dalam Surat Al-Falaq, selain diminta untuk memohon perlindungan dari kejahatan makhluk, kita pun dikondisikan untuk memohon perlindungan Allah SWT dari kegelapan malam. Kita lihat redaksi surat ini. "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan perempuan-perempuan tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
Di sinilah shalat Subuh menjadi gerbang pembuka pintu langit yang akan menjadikan hari yang kita jalani lebih berkah. Sebab, kita mengawalinya dengan penuh makna dan cahaya hidayah. Oleh karena itu, selain menunaikan shalat berjamaah di masjid, Rasulullah saw. pun senantiasa membaca doa ketika waktu Subuh datang menjelang. "Kami telah mendapatkan Subuh dan jadilah segala kekuasaan itu milik Allah, demikian juga kebesaran dan keagungan, penciptaan makhluk, segala urusan, malam dan siang, dan segala yang terjadi pada keduanya. Semuanya kepunyaan Allah Ta'ala. Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini suatu kebaikan, pertengahannya suatu kemenangan, dan penghabisannya suatu kejayaan, wahai Tuhan yang paling Penyayang dari segala yang penyayang. Ya Allah, sesungguhnya hamba mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezeki yang baik, serta amal yang diterima." (HR Ibnu Majah)
Doa ini penuh inspirasi dan mengandung nilai-nilai ketauhidan yang sangat dalam. Betapa tidak, di dalamnya tersirat sebuah harapan dan permohonan yang tulus kepada Dzat Penguasa malam dan siang agar senantiasa menjadi pembimbing dan perlidungan dalam setiap tahapan waktu, pada awal, pertengahan, dan akhir. Kita pun mengucapkannya setiap awal hari sehingga hari-hari kita menjadi penuh makna dan penuh dinamika dalam meniti jalan ke surga. Amin
Ketahuilah saudaraku, semua keutamaan ini tidak akan pernah kita dapatkan apabila kita malas bangun, malas mengambil air wudhu, dan malas melangkahkan kaki ke masjid. Mari kita laksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid dan raih berbagai keutamaannya. 

Admin : Agung Surya Adi P

Saat ini anda sedang membaca Seberapa pentingkah doa subuh hari? . Jika ada salah kata atau kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Terimakasih atas kunjungan anda sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga Artikel dapat Seberapa pentingkah doa subuh hari? bermanfaat.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Bacaan Ringan
 

SUPPORTED BY

Website Monitoring - InternetSupervision.com Search Engine Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! ExactSeek: Relevant Web Search Sonic Run: Internet Search Engine Search Engine Submission and Marketing Services blog-indonesia.com Blog Search: The Source for Blogs Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits! Search Engine Submission - AddMe

FRIENDS

SPONSOR BY

URL Submission

Powered by FeedBurner