Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang masih memperkenankan
kita untuk beraktifitas didunia ini untuk menambah amalan-amalan sebagai bekal
di akhirat kelak. Dan pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai
Bulan Muharram. Jika sudah penasaran bagaimana pembahasannya, mari kita simak
bersama.
Bulan
Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Kalender Hijriyah
adalah kalender Islam yang dihitung dengan melihat gerakan bulan terhadap bumi
(Qamariyah). Kalender Hijriyah belum muncul pada masa Rasulullah saw., juga
pada masa Abu Bakar ketika menjadi khalifah. Kemunculan kelnder Hijriyah adalah
pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Umar bin Khaththab adalah orang yang
pertama kali meletakkan kalender Hijriyah. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan di antara sebab
mengapa Umar melakukan penanggalan tersebut. Dikisahkan bahwa ketika Abu Musa
Al-Asy’ari diangkat menjadi gubernur di Irak, dan Umar berkirim surat
kepadanya. Abu Musa kembali berkirim surat bahwa surat dari Khalifah Umar tidak
tertulis tanggalnya. Kemudian, Umar segera bermusyawarah dengan para sahabat
lainnya saat itu. Didalam musyawarah itu, muncul bermacam-macam perbedaan
pendapat. Di antara pendapat tersebut adalah sebagai berikut.
·
Sebaiknya
kalender Islam dimulai dari tahun lahirnya Nabi Muhammad saw.
·
Sabiknya
kalender Islam dimulai dari Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi Rasulullah.
·
Sebaiknya
kalender Islam dimulai dari ketika Rasulullah Isra’ Mi’raj.
·
Sebaiknya
kalender Islam dimulai dari wafatnya Nabi Muhammad saw.
· Ali
berpendapat, sebaiknya kalender Islam dimulai dari hijriyah Nabi Muhammad saw.
dari Mekah ke Madinah atau pisahnya “Negeri Syirik” ke “Negeri Mukmin”. Pada
waktu itu Mekah dinamakan “Negeri Syirik” atau “Bumi Syirik”.
Akhirnya
musyawarah yang dipimpin oleh Umar bin Kaththab sepakat memilih awal mula
ditetapkannya kalender Islam adalah dimulai dari hijriyahnya Nabi Muhammad saw.
dari Mekah ke Madinah. Kemudian kalender Islam tersebut dinamakan tahun
Hijriyah.
Kembali
ke pembahasan mengenai bulan Muharam. Dinamakan bulan Muharam, menurut Abu ‘Amr
bin Al-‘Ala, karena pada bulan tersebut dilarang melakukan peperangan (Tarikh Ad-Dimasyq 1/51). Berarti, pada
bulan ini dianjurkan untuk memperbanyak melakukan amal keshalihan dan
meninggalkan hal-hal yang dilarang. Amal kebaikan yang dikerjakan akan mendapat
pahala yang besar dari Allah SWT.
Muharam
merupakan bulan yang dimuliakan Allah. Bahkan, bulan Muharam ini disifatkan
bulan Allah (syahrullah). Sebagaimana
dijelaskan dalam hadits, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa
pada bulan Allah, (yaitu) Muaharam. Adapun shalat yang paling utama setelah
shalat fardu adalah shalat mala.” (H.R.
Muslim dari Abu Hurairah r.a.)
Hadits
diatas mengindikasikan adanya keutamaan khusus yang dimiliki bulan Muharam
karena disandarkan pada lafzhul Jalalah (lafazh
Allah). Para ulama telah menerangkan bahwa ketika suatu makhluk disandarkan
pada lafzhul Jalalah maka hal itu
mengindikasikan tasyrif (pemuliaan)
terhadap makhluk tersebut. Sebagaimana istilah baitullah (rumah Allah) bagi masjid atau lebih khusus Ka’bah dan naqatullah (unta Allah) istilah bagi
unta Nabi Shalih a.s. dan sebagainya.
Diantara
keistimewaan bulan ini, adalah disyari’atkannya puasa, yaitu puasa Asyura.
Puasa ini dapat menghapus dosa-dosa selama satu tahun yang telah lalu. Hal ini
dijelaskan dalam hadits Nabi saw. diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a. bahwa Nabi
Muhammad saw. bersabda, “Puasa hari Asyura aku berharap Allah akan menghapuskan
dosa tahun lalu,” (H.R Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ahmad). Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam kitab shahih-nya.
Imam
AL-Ghazali dalam Mukasyafatul qulub,
menjelaskan bahwa banyak keutamaan hari Asyura ini. Di antaranya, Nabi Adam
a.s. diterima taubatnya pada hari Asyura. Beliau diciptakan dan dimasukkan surga
juga pada hari itu. Arasy diciptakan pada hari Asyura. Demikian pula dengan
“Kursiy”, langit, bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang.
Nabi
Ibrahim a.s. dilahirkan pada hari itu, dan keselamatannya dari api juga pada
hari itu. Demikian pula dengan keselamatan Nabi Musa a.s. dan orang-orang yang
menyertainya, serta Fir’aun ditenggelamkan bersama orang-orang yang
mengikutinya juga pada hari itu. Nabi Idris a.s. diangkat ke langit pada hari
itu dan diangkat pada kedudukan yang tinggi. Bahtera Nabi Nuh a.s. mendarat di
Bukit Judy pada hari itu.
Pada
hari itu juga, Nabi Sulaiman a.s. diberi kekuasaan yang besar. Nabi Yunus a.s.
dikeluarkan dari perut ikan. Penglihatan Nabi Yaqub a.s. dikembalikan
kepadanya. Nabi Yusuf a.s. dikeluarkan dari sumur, dan dihilangkannya
penderitaan Nabi Ayub a.s.. Hujan turun dari langit pertama kali juga pada hari
itu.
Dari
keterangan diatas, semakin jelas bahwa banyak peristiwa besar terjadi pada
bulan ini. Artinya, Allah SWT memang mengistimewakan bulan ini. Karena itu,
seorang muslim sudah semestinya memperbanyak amal shalih dan meninggalkan
kemungkaran agar diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Berusaha memiliki iman
yang kuat, juga harus dilakukan secara total. Sebab, Allah SWT memberi janji
bahwa orang-orang mukmin akan dimasukkan ke dalam surga-Nya, “Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin,
lelaki dan perempuan, (akan medapat) surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus
di surge ‘And. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan
yang besar.”. (Q.S. At-Taubah [9]: 72)
Cobalah
kita tengok Ashabul Kahfi. Mereka adalah pemuda yang gagah berani
mempertahankan keimanan kepada Allah SWT. Ashabul Kahfi adalah nama sekelompok
orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus
tahun sebelum diutusnya Nabi Isa a.s.. Mereka hidup di tengan masyarakat
penyembah berhala dengan seorang raja yang zhalim. Ketika sang Raja mengetahui
ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala maka sang Raja marah lalu
memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan san Raja.
Namun,
Ashabul Kahfi menolak dan melarikan diri sehingga dikejarlaj mereka untuk
dibunuh. Ketika mereka lari dari kejarang pasukan Raja, sampailah mereka
dimulur sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian. Dengan izin
Allah SWT, mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan
dibangkitkan kembali ketika masyarakat dna Raja sudah berganti menjadi
masyarakat dan raja yang beriman.
Admin : Agung Surya Adi P
Saat ini anda sedang membaca
Apa itu Bulan Muharram? (Part 1)
. Jika ada salah kata atau kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Terimakasih atas kunjungan anda sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga Artikel dapat
Apa itu Bulan Muharram? (Part 1)
bermanfaat.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini
untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di
Bacaan Ringan

